Fakta Dibalik Torani Sang Ikan Terbang

Fakta Dibalik Torani Sang Ikan Terbang

 

Ikan bisa terbang? dialah Exocoetidae atau Flying Fish, ikan terbang ini adalah familia ikan laut yang terdiri atas sekitar 50 spesies yang dikelompokkan dalam 7 hingga 9 generasi. Ikan terbang ditemukan di semua samudra utama, terutama di perairan tropis dan subtropis di samudera Atlantik, Pasifik dan Hindia.

Ciri utamanya yang paling menonjol adalah sirip dadanya yang besar, memungkinkan ikan ini meluncur terbang secara singkat di udara, di atas permukaan air, untuk lari dari pemangsa. Peluncuran mereka biasanya sejauh sekitar 50 meter, namun mereka dapat menggunakan dorongan pada tepi gelombang hingga dapat mencapai jarak setidaknya 400m.

Sebenarnya, ikan terbang tidak benar-benar terbang seperti burung atau kelelawar. Lebih tepatnya, mereka hanya “melayang” di udara untuk waktu yang agak lama. Bagaimana caranya? Jenis ikan ini melompat keluar dari air dalam rangka kabur dari ikan-ikan pemangsa. Caranya dengan berenang dengan kecepatan sangat tinggi (mencapai 60 Km per jam) di dekat permukaan air, kemudian setelah mendapat momentum yang tepat, mereka akan menyeruak keluar dari air.

Dorongan yang kuat dari ekor akan membuat ikan terbang ini melayang ke udara, setelah itu terbentanglah sirip mereka yang unik. Ikan terbang memiliki sirip depan dan belakang yang sangat lebar dan berselaput, mirip dengan sayap.

Tapi, berbeda dengan sayap burung, ketika direntangkan sirip ikan terbang tidak bisa mengepak. Dan hanya berfungsi untuk menangkap angin saja, supaya mereka tetap berada di udara dalam waktu selama mungkin. Prinsipnya hampir sama dengan layang-layang.

Makanan Ikan terbang adalah plankton dan ganggang lainnya, meskipun ada beberapa mungkin yang memakan ikan yang lebih kecil. Hal ini menempatkan mereka di relung ekologi akuatik setara sebagai herbivora terestrial kecil.

satu ekor ikan terbang dapat mengeluarkan telur sebanyak 4000 s/d 9000 butir dalam sekali memijah, dan pemijahan ikan ini bersifat pelagophils dan pytophils, yaitu meletakkan telurnya pada tumbuhan dan benda-benda terapung dipermukaan laut seperti sargassum (rumput laut) atau daun-daun kering

Tapi sayangnya, di Indonesia telur ikan terbang diambil secara besar-besaran oleh nelayan karena harganya mahal dan permintaan terus meningkat. Konon harga telur ikan terbang jauh lebih mahal dibanding ikannya sendiri. Di Indonesia, nelayan biasa memanen telur ikan terbang secara masif di perairan Laut Flores dan Selat Malaka.

Source:mancingmania.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *